NAMA BOCAH ITU NICO, PETANG MENJELANG IA tiba dengan kawanan ternaknya di sebuah masjid yang terbengkalai. Atapnya sudah lama runtuh, dan pohon bringin yang sangat besar tumbuh di titik tempat sakristi pernah berdiri. Dia memutuskan untuk bermalam di situ. Dia melihat ke arah domba-dombanya yang masuk lewat pagar yang rusak, kemudian meletakkan papan di atas pagar rusak itu supaya kawanan ternak tidak keluyuran di malam hari. Tak ada serigala di daerah ini, tapi seekor domba pernah tersesat di malam hari, dan si bocah harus mencarinya sepanjang esok harinya. Dia menyapu lantai dengan jaketnya dan merebahkan badan, menjadikan buku yang baru selesai dibacanya sebagai bantal. Dia berkata dalam hati bahwa dia harus mulai membaca buku komputer yang lebih tebal: ia lebih lama dibaca, dan lebih nyaman sebagai bantal. Hari masih gelap ketika dia terbangun, dan mendongakkan kepala, dia dapat melihat bintang-bintang melalui atap yang nyaris hancur. Aku ingin tidur lagi sebentar, pikirnya. Di...
Rise Advance Decadence