Jika anda penggemar film ber-genre thriller mungkin anda harus menyimak tulisan saya kali ini. Belum lama ini saya baru saja nonton film jepang berjudul "Confession" atau kokuhaku 告白 dalam bahasa jepang. Jujur saja saya amat menyesal karena film yang dirilis tahun 2010 ini baru saya tonton beberapa hari yang lalu. Jadi selama bertahun-tahun saya tidak tahu kalau ada film sebagus ini.
Film ini merupakan adaptasi novel karya Kanae Minato yang berjudul sama "Confession" dan di sutradarai oleh Tetsuya Nakashima. Dari segi pemain, kebetulan pemeran utama film ini yaitu Takako Matsu adalah salah satu aktris jepang favorit saya. Kemudian ada pemain top lainnya seperti Masaki Okada dan Yoshino Kimura. Ada juga aktris cilik berbakat Mana Ashida yang sekarang populer karena memerankan Mako Mori muda di film Pacific Rim.
Alur cerita film ini cukup keren, bahkan saya baru pertama kali liat film dengan alur cerita seperti ini. Dalam film ini seolah-olah para pelaku menceritakan cerita dari sudut pandang masing-masing seperti mencurahkan isi hati pada buku diary. Tentu saja antara cerita tokoh satu dengan dengan tokoh lainnya akan saling berkaitan dan kita akan sulit untuk menebak kejadian apa yang akan muncul selanjutnya.
Saat kita pertama kali melihat film ini, kita akan disuguhi adegan seorang guru bernama Yoko Moriguchi (Takako Matsu) yang sedang curhat kepada siswa-siswinya dikelas. Karena sang guru memutuskan untuk resign, dan ingin memberi semacam kata-kata terakhir pada murid-muridnya. Sang guru kemudian bercerita tentang kehidupannya, dari suka duka menjadi guru, awal mempunyai kekasih yang mengidap HIV hingga punya anak. Namun yang mengejutkan sang guru mulai bercerita bahwa anaknya yang masih kecil bernama Manami Moriguchi (Mana Ashida) meninggal karena sengaja dibunuh. Sang guru juga mengungkapkan bahwa tersangka pembunuh anaknya sebenarnya adalah siswa yang berada dikelasnya tersebut.
Kemudian sang guru menceritakan ciri fisik, kehidupan para tersangka dan sedikit trik khusus sehingga para murid pun tahu bahwa pembunuh tersebut adalah temannya sendiri yaitu Shuya Watanabe (Yukito Nishii) dan Naoki Shimomura (Kaoru Fujiwara). Namun karena kedua tersangka masih dibawah umur maka keduanya tidak akan bisa dihukum/ dipenjara. Hal inilah yang membuat sang guru menaruh dendam pada kedua tersangka tersebut dan ingin menghancurkan hidup mereka. Sampai disini cerita film ini akan berjalan menarik dan akan dipenuhi kejadian kompleks tak terduga.
Sebenarnya tokoh yang menarik dalam film ini adalah Shuya Watanabe, seorang anak jenius yang kurang kasih sayang orang tua. Shuya Watanabe sejak kecil sudah dipaksa oleh ibunya untuk menjadi seorang engineer. Hal ini karena sang ibu sangat terobsesi menjadi peneliti di universitas. Saat Shuya Watanabe tidak bisa menyelesaaikan masalah atau mengerjakan sesuatu sesuai kehendak ibunya, maka sang ibu tidak segan untuk memarahi dan memukulinya. Akhirnya sang ibu bercerai dengan suaminya dan meninggalkan Shuya Watanabe sendirian untuk menjadi peneliti di universitas.
Sejak ditinggal ibunya Shuya Watanabe ingin menunjukkan bahwa dia mempunyai kemampuan di bidang electronic engineer. Akhirnya saat SMP dia berhasil membuat semacam alat keamanan "Anti-theft electrical shock" untuk dompet dan ingin mengikuti pameran sains terapan nasional. Namun karena ciptaannya terlalu berbahaya karena bisa menyebabkan orang pingsan, maka hampir saja dia tidak boleh mengikuti perlombaan itu oleh wali kelasnya (Yoko Moriguchi). Dari sinilah Shuya Watanabe mulai dendam pada gurunya dan mulai "mengusili" anaknya. Shuya Watanabe sendiri sebenarnya seorang psikopat karena suka menyiksa hewan dan mengupload foto siksaannya ke blog pribadinya.
Setelah mengikuti pameran sains terapan tersebut penemuannya menjadi terkenal dan memenangkan penghargaan, namun sang ibu belum juga mau menemui Shuya Watanabe. Sehingga anak ini semakin ingin mencari perhatian ibunya yang selalu mementingkan risetnya di universitas. Akhirnya Shuya Watanabe berfikir supaya dia "dianggap" oleh ibunya dia harus membuat sesuatu yang lebih besar. Shuya Watanabe pun membuat bom dengan detonator yang canggih yang mampu diledakan lewat ponsel. Dia ingin meledakkan sekolahnya sendiri. Hal ini dia lakukan agar mendapatkan perhatian ibunya dan ingin menunjukkan bahwa dia juga bisa menciptakan perangkat elektronik yang canggih! Lalu bagaimana kisah selanjutnya??? Silahkan nonton sendiri!! haha!!
Sebenarnya pesan moral film ini cukup jelas, sebagai orang tua janganlah memaksakan cita-cita pada anak. Berilah perhatian yang cukup agar anak tidak mencari perhatian dengan cara yang salah. Dari seorang anak yang kurang perhatian seperti Shuya Watanabe bisa menimbulkan masalah yang amat kompleks dan menimbulkan kerugian banyak orang. Last, film ini amat saya rekomendasikan untuk anda pencinta film genre thriller yang yang mempunyai plot cerita out of the box. Jujur saya belum pernah melihat film dengan plot seperti ini, luar biasa!
waw saya belum pernah nonton japanese movie confession kokuhaku.. setelah baca tentang film ini, saya jadi ngebet ingin nonton heheh
ReplyDeleteFilm Jepang? Jadi pingin coba nonton, karena keliatannya menarik ya :)
ReplyDeletecoba di review deh mbak film ini
Deletebtw saya bukan reviewer film sejati seperti mbak, jadi jangan dianggap terlalu serius.. hehe
DeleteDrama jepang atau film jepang kayaknya sering juga sih nuntun, Tapi jarang jarang. Yang sering saya liat adalah film film anak anak seperti DoraEmon
ReplyDeletedoraemon sampe sekarng masih suka nonton pak -_-
Deletejepang memang terkenal akan film bertemakan horror,,,,dan ceritanyan juga tidak monoton,
ReplyDeletekeep happy blogging always...salam dari Makassar :-)
epang memang terkenal akan film bertemakan horror,,,,dan ceritanyan juga tidak monoton,
ReplyDeletekeep happy blogging always...salam dari Makassar :-)
hariyantowijoyo.blogspot.com